BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar
Belakang
Kota
merupakan tempat bagi banyak orang untuk melakukan berbagai aktivitas, maka
untuk menjamin kesehatan dan kenyamanan penduduknya harus ada sanitasi yang
memadai, misalnya drainase. Dengan adanya drainase tersebut genangan air hujan
dapat disalurkan sehingga banjir dapat dihindari dan tidak akan menimbulkan
dampak gangguan kesehatan pada masyarakat serta aktivitas masyarakat tidak akan
terganggu.
Drainase
merupakan suatu sistem untuk menyalurkan air hujan. Sistem ini mempunyai
peranan yang sangat penting dalam menciptakan lingkungan yang sehat, apalagi di
daerah yang berpenduduk padat seperti di perkotaan.
Pemahaman secara umum mengenai drainase perkotaan adalah suatu ilmu dari drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan, yaitu merupakan suatu sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga menimbulkan dampak negatif dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia.
Pemahaman secara umum mengenai drainase perkotaan adalah suatu ilmu dari drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan, yaitu merupakan suatu sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan telekomunikasi, pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga menimbulkan dampak negatif dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia.
1.2 Tujuan
Maksud
dan tujuan dari tugas drainase ini adalah agar mahasiswa dapat mengerti dan
memahami unit dari sistem drainase di perkotaan dan tujuannya, serta bisa
mengevaluasi sistem drainase yang ada di perkotaan,terutama di kota Surabaya.
1.3 Ruang
Lingkup
Mencari
data-data berupa foto unit alat dari sistem drainase dan kondisi di sekitar saluran-saluran drainase serta
kejanggalan-kejanggalan yang terdapat pada saluran drainase.
BAB II
PEMBAHASAN
Drainase yang berasal
dari bahasa Inggris drainage mempunyai arti
mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Dalam bidang teknik
sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu tindakan teknis
untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air hujan, rembesan,
maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan, sehingga fungsi
kawasan/lahan tidak terganggu. Drainase dapat juga diartikan sebagai usaha
untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan salinitas. Jadi,
drainase menyangkut tidak hanya air permukaan tapi juga air tanah.
Secara
umum, sistem drainase dapat didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal. Dirunut dari
hulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor
drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor
drain), saluran induk (main drain), dan badan air penerima (receiving
waters). Di sepanjang sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti
gorong-gorong, siphon, jembatan air (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu
air, bangunan terjun, kolam tando, dan stasiun pompa.
Saat ini sistem drainase
sudah menjadi salah satu infrastruktur perkotaan yang sangat penting. Kualitas
manajemen suatu kota dapat dilihat dari kualitas sistem drainase yang ada.
Sistem drainase yang baik dapat membebaskan kota dari genangan air. Genangan
air menyebabkan lingkungan menjadi kotor dan jorok, menjadi sarang nyamuk, dan
sumber penyakit lainnya, sehingga dapat menurunkan kualitas lingkungan, dan
kesehatan masyarakat.
Kegunaan saluran drainase antara lain :
- Mengeringkan
daerah becek dan genangan air sehingga tidak ada akumulasi air tanah.
- Menurunkan
permukaan air tanah pada tingkat yang ideal.
- Mengendalikan
erosi tanah, kerusakan jalan dan bangunan yang ada.
- Mengendalikan
air hujan yang berlebihan sehingga tidak terjadi bencana banjir.
Standar dan Sistem Penyediaan Drainase Kota
Sistem penyediaan
jaringan drainase terdiri dari empat macam, yaitu :
1. Sistem Drainase Utama
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat
1. Sistem Drainase Utama
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian besar warga masyarakat
kota.
2. Sistem Drainase Lokal
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil warga masyarakat
2. Sistem Drainase Lokal
Sistem drainase perkotaan yang melayani kepentingan sebagian kecil warga masyarakat
kota.
3. Sistem Drainase Terpisah
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan terpisah untuk air
3. Sistem Drainase Terpisah
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan terpisah untuk air
permukaan atau air limpasan.
4. Sistem Gabungan
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama, baik untuk air
4. Sistem Gabungan
Sistem drainase yang mempunyai jaringan saluran pembuangan yang sama, baik untuk air
genangan atau air limpasan yang telah
diolah.
Sasaran penyediaan
sistem drainase dan pengendalian banjir adalah :
1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui normalisasi
1. Penataan sistem jaringan drainase primer, sekunder, dan tersier melalui normalisasi
maupun rehabilitasi saluran guna
menciptakan lingkungan yang aman dan baik terhadap
genangan, luapan sungai, banjir kiriman,
maupun hujan lokal.
Dari
masing-masing jaringan dapat
didefinisikan sebagai berikut :
a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai.
b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer
a. Jaringan Primer : saluran yang memanfaatkan sungai dan anak sungai.
b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer
(dibangun dengan beton/plesteran
semen).
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder,
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder,
berupa plesteran, pipa dan tanah.
2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan kota.
3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam menunjang terciptanya
2. Memenuhi kebutuhan dasar (basic need) drainase bagi kawasan hunian dan kota.
3. Menunjang kebutuhan pembangunan (development need) dalam menunjang terciptanya
skenario pengembangan kota untuk kawasan
andalan dan menunjang sektor unggulan yang
berpedoman pada Rancana Umum Tata Ruang
Kota.
Sedangkan arahan dalam pelaksanaannya adalah :
- Harus
dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
- Pelaksanaannya
tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
- Dapat
dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
- Memanfaatkan
semaksimal mungkin saluran yang ada.
- Jaringan
drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharaannya.
- Mengalirkan
air hujan ke badan sungai yang terdekat.
Sistem Jaringan
Drainase
Sistem jaringan drainase perkotan umumnya dibagi
atas 2 bagian, yaitu :
- Sistem Drainase Mayor
Sistem drainase mayor yaitu
sistem saluran/badan air yang menampung dan mengalirkan air dari suatu daerah
tangkapan air hujan (Catchment Area).
Pada umumnya sistem drainase mayor ini disebut juga sebagai sistem saluran
pembuangan utama (major system) atau drainase primer. Sistem jaringan ini
menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainase primer,
kanal-kanal atau sungai-sungai. Perencanaan drainase makro ini umumnya dipakai
dengan periode ulang antara 5 sampai 10 tahun dan pengukuran topografiyang
detail mutlak diperlukan dalam perencanaan sistem drainase ini.
- Sistem Drainase Mikro
Sistem drainase mikro yaitu
sistem saluran dan bangunan pelengkap drainase yang menampung dan mengalirkan
air dari daerah tangkapan hujan. Secara keseluruhan yang termasuk dalam sistem
drainase mikro adalah saluran di sepanjang sisi jalan, saluran/selokan air
hujan di sekitar bangunan, gorong-gorong, saluran drainase kota dan lain
sebagainya dimana debit air yang dapat ditampungnya tidak terlalu besar. Pada
umumnya drainase mikro ini direncanakan untuk hujan dengan masa ulang 2, 5 atau
10 tahun tergantung pada tata guna lahan yang ada. Sistem drainase untuk
lingkungan permukiman lebih cenderung sebagai sistem drainase mikro.
Jenis-jenis Drainase
1. Menurut
sejarah terbentuknya
a. Drainase alamiah (natural drainage), yaitu sistem drainase yang terbentuk secara alami
a. Drainase alamiah (natural drainage), yaitu sistem drainase yang terbentuk secara alami
dan tidak
ada unsur campur tangan manusia.
b. Drainase buatan , yaitu sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase,
b. Drainase buatan , yaitu sistem drainase yang dibentuk berdasarkan analisis ilmu drainase,
untuk menentukan debit akibat hujan, dan
dimensi saluran.
2. Menurut
letak saluran
a. Drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu saluran drainase yang berada di atas
a. Drainase permukaan tanah (surface drainage), yaitu saluran drainase yang berada di atas
permukaan tanah yang berfungsi mengalirkan
air limpasan permukaan. Analisa alirannya
merupakan analisa open channel flow.
b. Drainase bawah tanah (sub surface drainage), yaitu saluran drainase yang bertujuan
b. Drainase bawah tanah (sub surface drainage), yaitu saluran drainase yang bertujuan
mengalirkan air limpasan permukaan melalui
media di bawah permukaan tanah (pipa-
pipa), dikarenakan alasan-alasan tertentu.
Alasan tersebut antara lain tuntutan artistik,
tuntutan fungsi permukaan tanah yang tidak
membolehkan adanya saluran di permukaan
tanah seperti lapangan sepak bola, lapangan
terbang, taman, dan lain-lain.
3. Menurut
konstruksi
a. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk menampung
a. Saluran terbuka, yaitu sistem saluran yang biasanya direncanakan hanya untuk menampung
dan mengalirkan air hujan (sistem terpisah),
namun kebanyakan sistem saluran ini
berfungsi sebagai saluran campuran. Pada
pinggiran kota, saluran terbuka ini biasanya tidak
diberi lining (lapisan pelindung). Akan
tetapi saluran terbuka di dalam kota harus diberi
lining dengan beton, pasangan batu (masonry)
ataupun dengan pasangan bata.
b. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan.
b. Saluran tertutup, yaitu saluran untuk air kotor yang mengganggu kesehatan lingkungan.
Sistem ini cukup bagus digunakan di daerah
perkotaan terutama dengan tingkat kepadatan
penduduk yang tinggi seperti kota
Metropolitan dan kota-kota besar lainnya.
4. Menurut fungsi
a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
b. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi engalirkan beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.
a. Single Purpose, yaitu saluran yang berfungsi mengalirkan satu jenis air buangan saja.
b. Multy Purpose, yaitu saluran yang berfungsi engalirkan beberapa jenis buangan, baik secara bercampur maupun bergantian.
Arahan Dalam
Pelaksanaan Penyediaan Sistem Drainase
Arahan dalam pelaksanaan penyediaan sistem drainase
adalah :
a. Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
b. Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
c. Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
d. Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
e. Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharannya.
f. Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
a. Harus dapat diatasi dengan biaya ekonomis.
b. Pelaksanaannya tidak menimbulkan dampak sosial yang berat.
c. Dapat dilaksanakan dengan teknologi sederhana.
d. Memanfaatkan semaksimal mungkin saluran yang ada.
e. Jaringan drainase harus mudah pengoperasian dan pemeliharannya.
f. Mengalirkan air hujan ke badan sungai yang terdekat.
Pengklasifikasian
Saluran Drainase
Macam saluran untuk pembuangan air dapat dibedakan
menjadi :
1. Saluran Air Tertutup
a. Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.
b. Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.
a. Drainase Bawah Tanah Tertutup, yaitu saluran yang menerima air limpasan dari daerah yang diperkeras maupun yang tidak diperkeras dan membawanya ke sebuah pipa keluar di sisi tapak (saluran permukaan atau sungai), ke sistem drainase kota.
b. Drainase Bawah Tanah Tertutup dengan tempat penampungan pada tapak, dimana drainase ini mampu menampung air limpasan dengan volume dan kecepatan yang meningkat tanpa menyebabkan erosi dan kerusakan pada tapak.
2. Saluran Air Terbuka
Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :
a. Saluran Alam (natural), meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar sampai saluran terbuka alamiah.
b. Saluran Buatan (artificial), seperti saluran pelayaran, irigasi, parit pembuangan, dan lain-lain. Saluran terbuka buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :
Merupakan saluran yang mengalirkan air dengan suatu permukaan bebas. Pada saluran air terbuka ini jika ada sampah yang menyumbat dapat dengan mudah untuk dibersihkan, namun bau yang ditimbulkan dapat mengurangi kenyamanan. Menurut asalnya, saluran dibedakan menjadi :
a. Saluran Alam (natural), meliputi selokan kecil, kali, sungai kecil dan sungai besar sampai saluran terbuka alamiah.
b. Saluran Buatan (artificial), seperti saluran pelayaran, irigasi, parit pembuangan, dan lain-lain. Saluran terbuka buatan mempunyai istilah yang berbeda-beda antara lain :
- Saluran
(canal) : biasanya panjang dan
merupakan selokan landai yang dibuat di tanah, dapat dilapisi pasangan
batu/tidak atau beton, semen, kayu maupu aspal.
- Talang
(flume) : merupakan selokan dari
kayu, logam, beton/pasangan batu, biasanya disangga/terletak di atas
permukaan tanah, untuk mengalirkan air berdasarkan perbedaan tinggi tekan.
- Got
miring (chute) : selokan yang curam.
- Terjunan
(drop) : seperti got miring
dimana perubahan tinggi air terjadi dalam jangka pendek.
- Gorong-gorong
(culvert) : saluran tertutup
(pendek) yang mengalirkan air melewati jalan raya, jalan kereta api, atau
timbunan lainnya.
- Terowongan
Air Terbuka (open-flow tunnel) :
selokan tertutup yang cukup panjang, dipakai untuk mengalirkan air
menembus bukit/gundukan tanah.
3. Saluran
Air Kombinasi, dimana limpasan air terbuka dikumpulkan pada saluran
drainase permukaan, sementara limpasan dari daerah yang diperkeras dikumpulkan
pada saluran drainase tertutup.
2.1
Unit-unit Drainase
2.1.1 Saluran
Drainase
Merupakan bangunan
air yang berfungsi mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Dalam
bidang teknik sipil, drainase secara umum dapat didefinisikan sebagai suatu
tindakan teknis untuk mengurangi kelebihan air, baik yang berasal dari air
hujan, rembesan, maupun kelebihan air irigasi dari suatu kawasan/lahan,
sehingga fungsi kawasan/lahan tidak terganggu.
Dirunut dari
hulunya, bangunan sistem drainase terdiri dari saluran penerima (interceptor
drain), saluran pengumpul (collector drain), saluran pembawa (conveyor
drain), saluran induk (main drain), dan badan air penerima (receiving
waters). Atau bisa diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Jaringan Primer
: saluran yang memanfaatkan sungai
dan anak sungai.
b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer (dibangun dengan beton/plesteran semen).
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah.
b. Jaringan Sekunder : saluran yang menghubungkan saluran tersier dengan saluran primer (dibangun dengan beton/plesteran semen).
c. Jaringan Tersier : saluran untuk mengalirkan limbah rumah tangga ke saluran sekunder, berupa plesteran, pipa dan tanah.
Gambar. Saluran
tersier
Gambar. Saluran sekunder
Gambar. Saluran primer
2.1.2 Gorong-gorong
Gorong-gorong adalah bangunan
yang dipakai untuk membawa aliran air melewati bawah jalan air lainnya
(biasanya saluran), di bawah jalan, atau jalan kereta api.
Gorong-gorong juga digunakan untuk mengalirkan sungai kecil atau sebagai bagian
drainase
ataupun selokan
jalan. Berikut adalah contoh gambar gorong-gorong:
Gambar. Gorong-gorong
Gorong-gorong ini berada di bawah
Jalan Gubeng di seberang Hotel Sahid, Surabaya. Kawasan ini merupakan kawasan yang tidak
seberapa padat pemukiman penduduk. Akan tetapi Air pada gorong-gorong ini tidak mengalir. Hal ini dikarenakan saat
pengambilan foto belum memasuki musim hujan, sehingga muka air saluran ini
sangat rendah dan hampir kering. Kondisi saluran penerima (tersier) bersih
tidak ada sampah.
2.1.3 Box culvert
Box culvert
adalah gorong-gorong yang terbuat dari beton yang di cor di pabrik (precast), dimensi tergantung kepada
debit air yang akan dialirkan melalui gorong-gorong. Box culvert dapat utuh dengan bentuk profil bulat atau persegi
ataupun trapesium,
ataupun modular yang terpisah atas dengan bawah. Kegunaanya hampir sama dengan
gorong-gorong.
Gambar Ilustrasi Box Culvert
Gambar. Pembangunan Box
Culvert
Box Culvert ini berada
di daerah Banyu urip. Kawasan ini merupakan kawasan yang sering macet karena
merupakan kawasan pemukiman padat penduduk, sehingga di buat jalan di atas
sungai.
2.1.4 Pintu Air
Pintu air adalah saluran
air yang dikendalikan di pusatnya oleh sebuah gerbang. Sebagai contoh, millrace adalah pintu air yang menuju
saluran air kincir air. Istilah "gerbang pintu air", "pisau
gerbang", dan "gerbang slide" digunakan secara bergantian dalam
air / air limbah industri kontrol.
Sebuah gerbang pintu air secara tradisional piring kayu atau logam yang slide dalam alur di sisi saluran. pintu air yang umumnya digunakan untuk mengontrol tingkat dan laju aliran air di sungai dan kanal.
Sebuah gerbang pintu air secara tradisional piring kayu atau logam yang slide dalam alur di sisi saluran. pintu air yang umumnya digunakan untuk mengontrol tingkat dan laju aliran air di sungai dan kanal.
Gambar. Pintu Air
Pintu air ini berada di
daerah sekitar simo dan banyu urip. Kawasan ini merupakan kawasan yang padat
penduduk. Pada saluran ini airnya tidak mengalir karena terhambat oleh timbunan
sampah. Semestinya saluran drainase hanya untuk menampung atau mengalirkan air
hujan, namun disekitar pintu air simo ini ditemukan beberapa saluran grey water
dari rumah warga yang disalurkan pada
saluran drainase dan bahkan dijadikan tempat untuk membuang sampah
2.1.5 Rumah pompa
Stasiun pemompaan
termasuk pompa dan peralatan
untuk memompa air dari satu tempat ke tempat lain. Peralatan ini digunakan
untuk berbagai infrastruktur sistem, seperti pasokan air ke kanal , drainase lahan dataran rendah, dan penghapusan limbah ke situs pengolahan.
Pada kasus ini rumah
pompa digunakan untuk mengalirkan air di suatu daerah yang lebih rendah
sehingga daerah tersebut tidak mengalami luapan air.
2.6 terjunan
Gambar. Rumah Pompa
2.1.6 Manhole
Untuk
keperluan pemeliharaan sistem saluran drainase tertutup di setiap saluran
diberi manhole pertemuan, perubaan
dimensi, perubahan bentuk selokan pada setiap jarak 10-25 m. Lubang manhole dibuat sekecil mungkin supaya
ekonomis, cukup, asal dapat dimasuki oleh orang dewasa. Biasanya lubang manhole berdiameter 60cm dengan tutup
dari besi tulang.
Gambar. Manhole
2.2
Kejanggalan yang terdapat pada saluran drainase
Kejanggalan
yang terdapat pada saluran drainase ada 2 sumber, yaitu kejanggalan dari sistem
drainasenya dan kejanggalan dari buruknya kondisi sosial masyarakat.
Kejanggalan yang kami temukan pada sistem saluran drainase yaitu di daerah
kutisari. Pada sistem drainase tersebut saluran sekundernya lebih besar
daripada saluran primernya. Seharusnya pada sistem drainase yang benar luas
penampang saluran sekunder harus lebih kecil daripada saluran primernya.
Gambar. Saluran
tersier Gambar. Saluran
sekunder
Kesalahan
selanjutnya yang kami temukan adalah dari buruknya kondisi sosial masyarakat.
Di daerah sekitar Jl. Arjuno terdapat bangunan yang didirikan diatas saluran
drainase. Pada kasus ini pondasi rumah berada di sebagian saluran drainase. Dan
apabila di daerah ini terjadi luapan pada saluran drainase maka pondasi rumah
tersebut tidak akan mampu menahan kuatnya tekanan aliran sehingga mengakibatkan
rumah di pinggiran drainase runtuh.
Gambar
Pemukiman kumuh di sekitar drainase
Kesalahan lainnya
adalah kurang pedulinya masyarakat akan penggunaan saluran drainase yang ada.
Masyarakat tidak menjaga kebersihan saluran-saluran tersebut. Saluran drainase
dijadikan sebagai tempat membuang sampah, sehingga banyak sekali ditemukan
sampah yang ada pada saluran.
Gambar.
Drainase yang dipenuhi sampah
BAB III
KESIMPULAN
Hal – hal yang dapat disimpulkan dari makalah ini
adalah:
- Sistem drainase perkotaan terdiri dari unit –
unit drainase.
- Sistem drainase di kota Surabaya masih buruk,
ditandai masih banyaknya drainase yang rusak, tidak sesuai peruntukannya
dan terjadinya banjir di suatu kawasan Surabaya.
- Kondisi sosial masyarakat mempengaruhi kondisi
drainase suatu drainase.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Pekerjaaan Umum.2006. Perencanaan Sistem Drainase Jalan. Jakarta
Pandebesie, Ellina.2002.Pengelolaan Sistem Drainase dan Penyaluran air Limbah.
Bandung: Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah.
http://bahan-referensi.blogspot.com/2010/05/drainase.html.
diakses pada tanggal 20
September 2011, pukul 17.40
Kami memproduksi Manhole untuk Drainase Perkotaan, silakan kunjungi :
BalasHapusWebsite : Manhole Cover Pabrikan